BANGSA YANG MERINDUKAN PANUTAN

Hal ini bisa kita buktikan bila kita mau
menengok sejarah bangsa kita. Dimana tokoh - tokoh dengan kepribadian unggul
memang pernah lahir dan berjuang demi kesejahteraan bangsa ini.
Mereka yang pernah
menjadi panutan bangsa ini adalah orang – orang
yang memang pantas untuk dijadikan suri tauladan. R. A. Kartini adalah salah
satu tokoh yang bisa kita jadikan panutan. Dimasa penjajahan, ketika wanita –
wanita bangsa ini mendapat perlakuan yang tidak adil, hak - haknya dirampas,
dan didiskriminasi. Beliau mencetuskan dan memperjuangkan emansipasi wanita.
Semangat perjuangan beliau mampu menginspirasi jutaan wanita bangsa ini untuk
bangkit dan ikut berjuang. Bahkan dijadikan panutan oleh wanita – wanita yang
sudah merdeka.
Dan ketika ketimpangan melanda Pendidikan
Bangsa Indonesia,
KI Hajar Dewantara tampil untuk memperjuangkan keadilan dalam dunia Pendidikan.
Beliau mendirikan Taman Siswa sebuah lembaga pendidikan yang ditujukan untuk
rakyat pribumi jelata agar bisa mengeyam pendidikan. Karena waktu itu
pendidikan hanya bisa dinikmati oleh kaum “Priayi” dan orang – orang belanda.
Beliau telah menjadi panutan bangsa kita. Semboyan ciptaannya “ Tut wuri
Handayani” menjadi slogan Departemen Pendidikan R.I sampai saat ini. Dan hari
kelahirannya, tanggal 2 mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Soekarno - Hatta dua orang tokoh yang
mempunyai integritas dalam pemikiran intelektual dan gerakan politik mampu
memberi panutan dan mengobarkan semangat bangsa untuk memperjuangkan
kemerdekaan hingga akhirnya beliau bisa memproklamasikan kemerdekaan R.I pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Namun saat ini sulit menemukan pribadi unggul
seperti tokoh - tokoh di atas yang bisa kita jadikan panutan seseorang yang
terus berjuang dengan ikhlas untuk kesejahteraan bangsanya.
Bangsa ini sedang
merindukan panutan, karena
ketika tumpukan masalah seperti pendidikan yang tak merata, kemiskinan, dan
kerusuhan melanda negeri ini, sosok yang bisa dijadikan suri tauladan justru
semakin jarang. Bila kita melihat tokoh - tokoh kita yang duduk dikursi
pejabat, kita harus berfikir dua kali untuk menjadikannya sebagai panutan.
Karena korupsi, penyelewengan dan janji tanpa bukti tampaknya sudah menjadi
image yang melekat pada diri pejabat kita.
Memang di era persaingan saat ini, sulit
untuk menemukan sosok yang bisa dijadikan panutan. Karena memang setiap zaman
memiliki kondisi dan tantangan tersendiri. Selain itu, memang tidak sembarang
orang bisa menjadi panutan.
Berdasarkan kajian manajemen, pribadi yang
unggul harus mempunyai tiga kriteria yaitu:
Pertama, harus mempunyai visi, imajinasi ,
dan wawasan dalam mengemban tugasnya ditengah persaingan global.
Kedua, punya ketrampilan manajemen (managerial skill) guna memimpin proses
proses perubahan yang tertuang dalam program nyata.
Ketiga, sesuai antara ucapan dan tindakan (walk the talk). Seorang tokoh harus
mempunyai iintegritas dan konsistensi dalam menjalankan tugasnya tidak hanya
mengumbar janji tanpa memberi bukti.
Dari segi agama, seorang panutan paling tidak
harus mempunyai akhlak yang terpuji seperti bijaksana, jujur dan mampu
menjalankan amanah yang diembannya dengan penuh rasa tanggung jawab, juga mampu
berbuat Amar ma’ruf Nahi Munkar yaitu bisa menegakkan kebaikan dan mencegah
kejahatan (kemunkaran). Selain itu
juga harus memiliki wawasan yang luas dan juga tegas dalam mengambil keputusan.
Melihat banyaknya kriteria yang harus
dimiliki oleh seorang panutan, maka kita jangan sembrono dalam menentukan siapa
tokoh yang akan kita jadikan panutan.
Yang dijadikan
panutan dari mayoritas masyarakat kita
saat ini justru manusia – manusia yang jauh dari kriteria – kriteria diatas.
Seharusnya kita jangan hanya terlena dengan penampilan fisik, mode dan gaya dari seseorang. Kita
juga harus memperhatikan kemampuan wawasan dan aklaknya jangan asal memilih
orang untuk dijadikan panutan.
Saat ini Artis yang menjadi public figure
memang banyak dijadikan sebagai teladan masyarakat kita. Terutama para pemuda.
Namun sayangnya, banyak artis yang justru memberi contoh negatif. Masih segar
dalam ingatan kita kasus tentang video porno mirip artis, kasus narkoba,
perselingkuhan, dan perceraian. Hal – hal negatif tersebut sudah terlihat
lumrah dikalangan para artis.
Dan yang lebih berbahaya adalah budaya mewah (glamour) dan budaya bersenang - senang hedonisme yang seringkali ditunjukkan
para selebritis budaya - budaya itu sangat bertentangan dengan budaya ketimuran
yang dianut bangsa Indonesia.
Bila hal itu terus terjadi, dan generasi muda kita mencontoh dan menelannya
mentah - mentah, maka tidak lama lagi bangsa Indonesia akan kehilangan jati
dirinya.
Maka dari itu, bila kita ingin menjadi bangsa
yang lebih maju dan dihormati bangsa lain, marilah kita berusaha memberikan
contoh yang baik pada masyarakat dengan menjaga etika dan berupaya melestarikan
budaya bangsa, serta adat – istiadat kita.
Dan apabila kita tidak mampu untuk menjadi
panutan, sudah sepantasnya kita mengikuti orang – orang yang pantas untuk
dijadikan panutan. Namun siapakah orang yang pantas dijadikan panutan itu ? Kita masih merindukan kedatangannya.
#Rihan_Nan
sumber gambar : Agoengsang.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar