Jumat, 31 Januari 2014

BANGSA YANG MERINDUKAN PANUTAN



BANGSA YANG MERINDUKAN PANUTAN

Kita tidak bisa memungkiri bahwa perubahan dan kemajuan sebuah bangsa, selalu diinspirasi dan digerakkan oleh orang – orang yang memiliki pribadi unggul dan bisa menjadi tokoh panutan bagi masyarakat.
Hal ini bisa kita buktikan bila kita mau menengok sejarah bangsa kita. Dimana tokoh - tokoh dengan kepribadian unggul memang pernah lahir dan berjuang demi kesejahteraan bangsa ini.
Mereka yang pernah menjadi panutan bangsa ini adalah orang – orang yang memang pantas untuk dijadikan suri tauladan. R. A. Kartini adalah salah satu tokoh yang bisa kita jadikan panutan. Dimasa penjajahan, ketika wanita – wanita bangsa ini mendapat perlakuan yang tidak adil, hak - haknya dirampas, dan didiskriminasi. Beliau mencetuskan dan memperjuangkan emansipasi wanita. Semangat perjuangan beliau mampu menginspirasi jutaan wanita bangsa ini untuk bangkit dan ikut berjuang. Bahkan dijadikan panutan oleh wanita – wanita yang sudah merdeka.
Dan ketika ketimpangan melanda Pendidikan Bangsa Indonesia, KI Hajar Dewantara tampil untuk memperjuangkan keadilan dalam dunia Pendidikan. Beliau mendirikan Taman Siswa sebuah lembaga pendidikan yang ditujukan untuk rakyat pribumi jelata agar bisa mengeyam pendidikan. Karena waktu itu pendidikan hanya bisa dinikmati oleh kaum “Priayi” dan orang – orang belanda. Beliau telah menjadi panutan bangsa kita. Semboyan ciptaannya “ Tut wuri Handayani” menjadi slogan Departemen Pendidikan R.I sampai saat ini. Dan hari kelahirannya, tanggal 2 mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Soekarno - Hatta dua orang tokoh yang mempunyai integritas dalam pemikiran intelektual dan gerakan politik mampu memberi panutan dan mengobarkan semangat bangsa untuk memperjuangkan kemerdekaan hingga akhirnya beliau bisa memproklamasikan kemerdekaan R.I pada tanggal 17 Agustus 1945.
Namun saat ini sulit menemukan pribadi unggul seperti tokoh - tokoh di atas yang bisa kita jadikan panutan seseorang yang terus berjuang dengan ikhlas untuk kesejahteraan bangsanya.
Bangsa ini sedang merindukan panutan, karena ketika tumpukan masalah seperti pendidikan yang tak merata, kemiskinan, dan kerusuhan melanda negeri ini, sosok yang bisa dijadikan suri tauladan justru semakin jarang. Bila kita melihat tokoh - tokoh kita yang duduk dikursi pejabat, kita harus berfikir dua kali untuk menjadikannya sebagai panutan. Karena korupsi, penyelewengan dan janji tanpa bukti tampaknya sudah menjadi image yang melekat pada diri pejabat kita.
Memang di era persaingan saat ini, sulit untuk menemukan sosok yang bisa dijadikan panutan. Karena memang setiap zaman memiliki kondisi dan tantangan tersendiri. Selain itu, memang tidak sembarang orang bisa menjadi panutan.
Berdasarkan kajian manajemen, pribadi yang unggul harus mempunyai tiga kriteria yaitu:
Pertama, harus mempunyai visi, imajinasi , dan wawasan dalam mengemban tugasnya ditengah persaingan global.
Kedua, punya ketrampilan manajemen (managerial skill) guna memimpin proses proses perubahan yang tertuang dalam program nyata.
Ketiga, sesuai antara ucapan dan tindakan (walk the talk). Seorang tokoh harus mempunyai iintegritas dan konsistensi dalam menjalankan tugasnya tidak hanya mengumbar janji tanpa memberi bukti.
Dari segi agama, seorang panutan paling tidak harus mempunyai akhlak yang terpuji seperti bijaksana, jujur dan mampu menjalankan amanah yang diembannya dengan penuh rasa tanggung jawab, juga mampu berbuat Amar ma’ruf Nahi Munkar yaitu bisa menegakkan kebaikan dan mencegah kejahatan (kemunkaran). Selain itu juga harus memiliki wawasan yang luas dan juga tegas dalam mengambil keputusan.
Melihat banyaknya kriteria yang harus dimiliki oleh seorang panutan, maka kita jangan sembrono dalam menentukan siapa tokoh yang akan kita jadikan panutan.
Yang dijadikan panutan dari mayoritas masyarakat kita saat ini justru manusia – manusia yang jauh dari kriteria – kriteria diatas. Seharusnya kita jangan hanya terlena dengan penampilan fisik, mode dan gaya dari seseorang. Kita juga harus memperhatikan kemampuan wawasan dan aklaknya jangan asal memilih orang untuk dijadikan panutan.
Saat ini Artis yang menjadi public figure memang banyak dijadikan sebagai teladan masyarakat kita. Terutama para pemuda. Namun sayangnya, banyak artis yang justru memberi contoh negatif. Masih segar dalam ingatan kita kasus tentang video porno mirip artis, kasus narkoba, perselingkuhan, dan perceraian. Hal – hal negatif tersebut sudah terlihat lumrah dikalangan para artis.
Dan yang lebih berbahaya adalah budaya mewah (glamour) dan budaya bersenang - senang hedonisme yang seringkali ditunjukkan para selebritis budaya - budaya itu sangat bertentangan dengan budaya ketimuran yang dianut bangsa Indonesia. Bila hal itu terus terjadi, dan generasi muda kita mencontoh dan menelannya mentah - mentah, maka tidak lama lagi bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya.
Maka dari itu, bila kita ingin menjadi bangsa yang lebih maju dan dihormati bangsa lain, marilah kita berusaha memberikan contoh yang baik pada masyarakat dengan menjaga etika dan berupaya melestarikan budaya bangsa, serta adat – istiadat kita.
Dan apabila kita tidak mampu untuk menjadi panutan, sudah sepantasnya kita mengikuti orang – orang yang pantas untuk dijadikan panutan. Namun siapakah orang yang pantas dijadikan panutan itu ?  Kita masih merindukan kedatangannya.

#Rihan_Nan
sumber gambar : Agoengsang.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar